Renungan Harian – Rabu, 23 Januari 2019

January 23, 2019
renungan harian katolik
23 Januari, 2019
RABU (Hijau)
Ibrani 7: 1 -3, 15-17
Mazmur 110: 1 – 4
Markus 3: 1-6
“BELAS KASIH”
“Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: “Ulurkanlah tanganmu!” Dan ia mengulurkannya,
maka sembuhlah tangannya itu.” — Markus 3: 5
PERISTIWA PENYEMBUHAN di Hari Sabat ini, juga ditulis oleh kedua penginjil yang lain (Mat 12:9-14; Luk 6: 6-12). Konflik antara Yesus dan orang-orang Farisi yang begitu getol tentang akan penting kepatuhan secara harafiah pada peraturan-peraturan agama, yang diberi judul Hukum Taurat, yang berjumlah 613 macam. Setiap orang Yahudi yang setia mau tak mau harus mematuhinya. Salah satu peraturan yang harus dijunjung tinggi ialah keharusan istirahat total dari segala kegiatan di hari Sabat, dilarang melakukan sesuatu apapun.
Maka tidak heran sewaktu Yesus menyembuhkan seseorang yang mati sebelah tangannya di hari Sabat, langsung orang-orang Farisi menghakimi dan menghukum Yesus sebagai pelanggar berat hukum Sabat. Yesus balik yang kesal dan marah kepada orang-orang Farisi itu ! Dia-pun bertanya : “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Tetapi mereka itu diam saja.” (Mrk 3: 4). Dalam Injil Matius, Yesus menjawabnya dengan menanyakan ‘akal sehat mereka’, “Jika seseorang di antara kamu mempunyai seekor domba dan domba itu terjatuh ke dalam lobang pada ahri Sabat, tidakkah ia akan menangkapnya dan mengeluarkannya? Bukankah manusia jauh lebih berharga daripada domba?” (Mat 12:11-12).
Yesus sangat marah atas tertutupnya budi dan hati mereka. Ia tandaskan bahwa “perbuatan baik itu jauh lebih mulia daripada kesetiaan buta akan hukum Sabat ! Itulah Yesus. Dia bersikap dan bertindak belas kasih, meski itu bisa berarti menomorduakan beberapa tata kebiasaan tradisional.
Bisa saja kita seperti orang Farisi, ragu-ragu untuk menolong sesama yang sangat membutuhkan uluran tangan kita, tetapi kita berpikir, jangan-jangan kita melanggar tata kebiasan kekatolikan kita. Dalam hal ini, kita bisa bertanya pada diri kita sendiri : ”Kita ini melanggar atau menggenapi hukum? Benarkah kita bertindak secara jujur dan tulus dari hati yang penuh belas kasih ? Kalau ‘ya’ berarti kita benar-benar mencoba mengikuti ‘jejak Yesus’ ! Menggenapi hukum !
Doa : Ya Yesus buatlah hatiku mudah tergerak oleh belas kasih seperti diri-Mu !
Janji : “Ulurkanlah tanganmu”! Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah
tangannya’ — Markus 3:5
Pujian: Seorang guru agama untuk peserta dewasa, pernah mengatakan “Memang ada ada peraturan yang mewajibkan kita untuk merayakan Ekaristi di hari Minggu. Tetapi ada yang sesuatu yang perlu sekali, kita hendaknya berpedoman “Kita meninggalkan Tuhan, untuk melakukan sesuatu demi Tuhan”!