Renungan Harian – Rabu, 21 Agustus 2019

August 21, 2019
renungan harian katolik
21 Agustus, 2019 S. Pius X
RABU (P)
Hakim 9:6-15
Mzm 21:2-7
Matius 20:1-16
(1) Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. (2) Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. (3) Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. (4) Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi. (5) Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. (6) Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? (7) Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. (8) Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. (9) Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. (10) Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga. (11) Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, (12) katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. (13) Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? (14) Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. (15) Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? (16) Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.”
PENGORBANAN WAKTU
“Apakah aku harus mengucapkan selamat tinggal…..?” —Hakim 9:9, 11, 13
BACAAN PERTAMA dari Kitab Hakim-hakim hari ini menarik. Pohon-pohon seperti dalam dunia wayang , dibuat bisa bicara. Mereka saling lempar-melemparkan tanggug jawab : dipanggil untuk menjadi’pimpinan’ ! Untuk itu dituntut ‘meninggalkan sesuatu’ atau mengucapkan ‘selamat tinggal akan sesuatu yang digelutinya atau dimilikinya.’
Dan kita, kalau Tuhan memanggil kita untuk memimpin , kita harus berkorban waktu. Kita mengorbankan waktu kita guna menjadi ‘pemimpin’ untuk dan demi Tuhan, atau atas nama Tuhan ! Makakita harus meninggalkan atau mengucapkan selamat tinggal kepada apa saja yang telah kita hasilkan di waktu-waktu sebelumnya, dalam rangka dipanggil untuk membimbing ‘umat’. Pengorbanan mencakup sikap bebas meninggalkan apa saja yang ada demi Tuhan. Apa yang nanti dapat kita peroleh kembali dariTuhan atau pahala, itu bukan yang menjadi tujuan ! Yang terpenting ialah apa yang kita persembahkan kepada Tuhan. Allah itu lebih berkenan akan pemberian korban yang berasal dari hati yang sukarela, dermawan, penuh kasih dan patuh.
Apakah kita masuk dalam orang-orang yang terberkati yang telah dipanggil Allah “pagi-pagi benar” untuk menjadi pekerja atau hamba dalam pelayanan-Nya (Mat 20:1) ?
Saya pribadi, sudah lebih dari empat-puluh tahun bekerja di kebun anggur Yesus ! Saya akui, kadang-kadang saya bergumul untuk menatapkan mata saya pada Diri Yesus (Ibr 3:1; 12:2), bukan berpaling pada pahala karenabekerja melayani-Nya ! Saat-saat gundah seperti itu, saya bertanya pada diri saya sendiri, “ Apakah saya perlu mengucapkan’selamat tinggal ‘ pada puncak tahun-tahun lalu dari pelayanan saya ?
Dan jawaban dari Allah, yang selalu diberikan kepada saya, dan juga kepada semua umat-Nya, “Ya. Kamu harus meninggalkannya. Ucapkan ‘selamat tinggal’ ! Selamat tinggal kepada waktu-waktumu dan kepada masa lampaumu, kepada impian-impianmu, kekayaanmu dan hidupmu ! Cukup Aku, bukan yang lain-lain itu ! Aku akan menjadi kekuatan-mu !”
Dan tentang ’pahala’ mengabdi dan melayani-Nya, Allah menegaskan dalam Firman-Nya, “Waspadalah, supaya kamu jangan kehilanganapa yang telah kamu kerjakan itu, tetapi supaya kamu mendapat upahmu sepenuhnya”! (2 Yoh 8). Dan juga Firman-Nya dalam surat kepada jemaat Ibrani, “Sebab itu, janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, sebab besar upah yang menantinya. Sebabkamu memperlukan ketekunan, supaya kamu sesudahmelakukan kehendak Allah, kamu mempeoleh apa yang dijanjikannya itu” (Ibr 10:35-36).
Doa : “Semoga Ia menganugerahkan kepadamu suatu hati yang menyembah Dia, dan mematuhi kehendak-Nya , dengan gembira hati dan roh yang tenang” (2 Mak 1:3).
Janji : “Yang terakhir akan menjadi yang pertama, dan yang pertama
akan menjadi yang terakhir”.—Mat 20:16
Pujian :Kita menikmati pembaruan dalam Gereja apa yang telah diawali olehSt, Paus Pius X ini. Kodefikasi Hukum Gereja (yang lama, sebelum edisi 1983), Kuria Romawi diperbaharui, didirikannya lembaga studi Kitab Suci, mengawali terjemahan baru Kitab Suci (untuk mengganti KS versi Vulgata, yang telah berabad-abad dipakaidalam Liturgi, dan terjemahan itu selesai tahun 1979).