Renungan Harian – Rabu, 18 September 2019

September 18, 2019
renungan harian katolik
18 September, 2019
RABU (H)
1 Tim 3: 14-16
Mzm 111: 1 – 6
Lukas 7:31-35
(31) Kata Yesus: “Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini dan dengan apakah mereka itu sama? (32) Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis. (33) Karena Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan roti dan tidak minum anggur, dan kamu berkata: Ia kerasukan setan. (34) Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kamu berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. (35) Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya.”
DI MANA KEHADIRAN ALLAH ?
“Besar perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki semua orang yang menyukainya” — Mazmur 111: 2
MATA TELANJANG kita tak dapat melihat Tuhan Allah, di manapun saja. Ini tidak berarti Tuhan Allah tidak ada. Ia hadir. Ia ada. Kita bisa mengetahui sesuatu dari Tuhan Allah ini kalau kita mau memperhatikan sungguh-sungguh kehadiran-Nya di dalam diri kita. Kita dapat mengetahui sesuatu tentang Dia dengan benar-benar memperhatikan orang-orang dan barang-barang di luar diri kita. Dari Hukum “Sebab-musabab”, tiap barang diluar kita itu tentu ada asal usulnya atau ada yang membuat atau menciptakannya. Dan kalau kita telusur terus, mau tak mau kita ketemu ‘pembuat’ atau ‘pencipta’ yang pertama. Kalau tidak ada, kita bisa pusing dan gila karena menelusur terus tanpa batas. Dan itulah bagi pemikiran kita, yang kita sebut Tuhan Allah.
Allah itu hadir penuh di dalam setiap saat pada apa saja yang Ia buat atau ciptakan. Semua alam ciptaan ini mencerminkan sesuatudari Allah yang Mahaagung, Mahaakbar, bagi orang-orang yang tahu bagaimana melihat dan memahami. Tentu hal ini sesuatu alasan yang sangat penting guna menata dan memelihara bumi kita ini dan memperhatikan keindahannya.
Sayangnya, dan yang sering menjadi alasan, kita tidak mempunyai waktu untuk mengenali kebaikan yang Allah telah lakukan dan perbuat. Kadang kala kita pergi untuk berwisata. Bukan sekedar melihat tempat-tempat yang belum pernah kita lihat dan datangi. Ada suatu kelokan jalan yang lebar, di pinggir- nya terpapang papan bertuliskan, “ Berhentilah sejenak. Nikmati-lah !”. Waktu melewati hati kami berkata, “Mengapa diminta berhenti sejenak ?”
Sayang! Sering kita kehilangan kesempatan untuk memperhatikan kebaikan orang dan keindahan alam ciptaan Tuhan yangada di sekeliling kita ! Betapa sering kita kehilangan kesempatan melihat, mengalami dan menikmati kehadiran Tuhan Allah yang terbersit lewat segala macamyang Tuhan ciptakan ini.
Mengenali kehadiran Tuhan atau tidak dalam pelbagai kesempatan, sangat menentukan pola pikir danpola hidup kita di bumi ini.
Doa :Ya, Bapa, Engkau Mahapemelihara alam ciptaan yang indah ini. Semoga mata hatiku selalu Engkau buka agar menikmati keindahan alam ciptaan-Mu yang mengungkapkan kehadiran-Mu.
Janji :“Hikmat dibenarkan oleh semua yang menerimanya” – Luka 7:3
Pujian: Anggota OMK di paroki-paroki kadang kala diajak “outing” ke alam
terbuka. Bukan saja untuk menikmati hawa segar, tetapi mereka
memanfaatkan untuk rekoleksi lewat alam ciptaan.