Renungan Harian – Rabu, 12 Februari 2020

February 12, 2020
renungan harian katolik
PANCARAN HATI
12 Februari
RABU
(Hijau)
1 Raja-Raja 10:1-10
Mazmur 37:5-6,30-31,39-40
Markus 7:14-23
(14) Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: “Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. (15) Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.” (16) (Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!) (17) Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu. (18) Maka jawab-Nya: “Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, (19) karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?” Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal. (20) Kata-Nya lagi: “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, (21) sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, (22) perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. (23) Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”
“Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang,
itulah yang menajiskannya.” — Markus 7:15
YESUS BERKATA kepada murid-muridNya: “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.” (Mrk 7:20-23).
Jadi dari dalam hati, muncullah perilaku lahiriah dan cara berbicara kita; hal ini yang dinamakan pancaran hati. Ketika hati kita dipenuhi dengan kasih dan damai sejahtera, maka prilaku dan kata-kata yang keluar dari hati dan lewat mulut kita, penuh dengan persahabatan, kasih dan bijaksana. Sebaliknya ketika hati kita dipenuhi dengan kemarahan dan kebencian, maka prilaku dan kata-kata kita penuh dengan sumpah serapah, kegaduhan dan permusuhan.
Bagaimanakah cara mengolah hati kita?
 Yang pertama, kita mesti bertobat dan menjalin relasi yang erat dengan Tuhan, yaitu dengan jalan berdoa dan merenungkan Sabda Allah setiap hari. Biarlah Sabda Tuhan ada di dalam hati kita (Mzm 37:31), karena akan membuat mulut kita mengucapkan kata-kata hikmat (Mzm 37:30).
 Yang kedua, periksalah hati kita: apakah masih menyimpan masa lalu negatif yang menimbulkan luka batin? Mintalah bantuan Roh Kudus, dan adakan perdamaian serta berikan pengampunan kepada orang yang membuat kita terluka.
 Yang ketiga, serahkan hidup kita kepada Tuhan dan percayalah kepadaNya (Maz 37:5). Tuhan akan memunculkan kebenaran kepada kita (Mzm 37:6), seperti terang yang menerangi prilaku dan perkataan kita.
 Keempat, pemazmur menulis “Firman-Mu pelita bagi kakiku, dan terang bagi jalanku” (Mzm 119:105). Maka tepatlah sesudah bacaan Injil, salah satu seruan aklamasi , pastor yang membacakan Injil, berbunyi, “Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya”. Dan kita menanggapi dengan seruan juga : “Sabda-Mu adalah Jalan , Kebenaran dan hidup kami”
Marilah kita pancarkan hati yang penuh kasih, karena Firman-Nya, melalui perbuatan positif yang menyejukkan dan berguna bagi orang di sekitar kita. (RIC)
DOA: Tuhan Yesus, berilah kami hati yang baru. Jauhkanlah kami dari hati yang keras dan berilah kepada kami hati yang taat seperti HatiMu. Jadikanlah kami sarana untuk mengalirkan kasih kepada semua orang, sehingga semua orang dapat melihat Engkau melalui hati dan perilaku kami.
JANJI: “Orang-orang benar diselamatkan oleh TUHAN; Ia adalah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan;TUHAN menolong mereka dan meluputkan mereka, Ia meluputkan mereka dari tangan orang-orang fasik dan menyelamatkan mereka, sebab mereka berlindung pada-Nya” —- Mazmur 37:39-40
PUJIAN: Raja Salomo bersifat rendah hati; perkataannya penuh hikmat dan pengertian. Ketika Tuhan berkata kepadanya: “Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu.”, ia tidak meminta kekayaan, umur panjang dan kehormatan, tetapi ia meminta hati yang penuh hikmat dan pengertian.