Renungan Harian – Rabu, 06 November 2019

November 6, 2019
renungan harian katolik
SYARAT MENJADI MURID YESUS
6 November 2019
RABU (H)
Roma 13:8-10
Mazmur 112:1-2,4-5,9
Lukas 14:25–33
(25) Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: (26) Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. (27) Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. (28) Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? (29) Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, (30) sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. (31) Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? (32) Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. (33) Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.
“…. tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.” —- Roma 13:8
ADA TIGA hal yang perlu kita ketahui dan perhatikan untuk menjadi murid Tuhan Yesus yang setia, yaitu:
Pertama: Yesus berkata, “jika seorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya, bahkan nyawanya sendiri tidak dapat menjadi muridKu”
Di sini Yesus menggunakan bahasa hiperbola untuk menunjukkan keseriusan mengikut Yesus. Ia ingin supaya kita taat kepada Dia lebih daripada siapapun bahkan bapa, ibu, istri, suami, anak-anak, saudara, dan siapapun juga. Bukan berarti kita membenci mereka secara harafiah, namun hanya penekanan betapa seriusnya kita jika mengikut Tuhan Yesus, tidak boleh tanggung-tanggung bahkan anggap remeh jika kita sudah ambil keputusan untuk menjadi pengikut Tuhan Yesus. Hubungan kita dengan Tuhan Yesus harus lebih intim daripada yang lain. Menjadi murid Tuhan Yesus dibutuhkan ketaatan yang mutlak kepada Tuhan Yesus. Hal ini bukanlah hal yang mudah, akan tetapi kita memerlukan kekuatan yang dari Roh Allah untuk memampukan kita yaitu kekuatan dari Roh Kudus.
Kedua: Yesus berkata “Barang siapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku” (Luk 14:27). Juga “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut aku” (Mat 16:24). Menyangkal artinya mengatakan “tidak” terhadap diri sendiri, keinginan sendiri, karakter sendiri, kemauan sendiri, akan tetapi harus mampu melawan kemauan, keinginan, nafsu, dorongan kedagingan dan membrikan diri kita untuk taat kepada Firman Allah. Itulah arti menyangkal diri yang sesungguhnya.
Dalam Injil Lukas dikatakan “Barang siapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” Artinya, kalau kita mau mengikut Yesus dan menjadi muridNya maka ada beban/salib yang harus kita pikul, ada konsekuensi, tanggung jawab yang harus kita pikul. Karena ketaatan kita kepada Kristus menyebabkan kita menderita maka itulah salib yang kita pikul.
Ketiga: “Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku” (Luk 14:33). Mereka yang masih terikat dengan segala sesuatu yang mereka miliki, tidak dapat menjadi murid Tuhan Yesus.
Sabda-Nya, “Karena dimana hartamu berada, disitu juga hatimu berada” (Mat 6:21). Artinya jika hati kita semua diarahkan pada harta, maka tidak ada lagi tempat bagi Yesus di hati kita. (HW)
Doa: Ya Allah Bapa, berikanlah kami iman yang teguh agar kami sanggup menjadi muridMu yang setia, sanggup meninggalkan segalanya supaya bisa memilih Yesus menjadi segala-galanya dalam hidup kami.
Janji: “Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya.Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati.” —- Mazmur 12:1-2
Pujian: Saya merasa bahwa para pastor dan suster adalah sungguh murid-murid Kristus, karena mereka terbukti meninggalkan Bapak/Ibunya dan saudara-saudaranya, mengabdi diri sebagai pelayan/murid Yesus.