Renungan Harian – Minggu, 19 Januari 2020

January 20, 2020
renungan harian katolik
MENJADI KUDUS TUJUAN HIDUP KITA
19 Januari, 2020
Minggu Biasa II
MINGGU (H)
Yesaya 49: 3,5,6
Mazmur 40: 2,4,7-10
1 Korintus 1: 1-3
Yohanes 1: 29-34
(29) Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. (30) Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. (31) Dan aku sendiripun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel.” (32) Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: “Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya. (33) Dan akupun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. (34) Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.”
“Kepada Jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus” — 1 Korintus 1: 2
KITA SEMUA yang teLah Baptis dan menyambut Krisma, dipanggil “untuk menjadi kudus”. Allah Bapa itu kudus adanya. Dan dalam KotbahdiBukit Yesus meminta kita semua murid-Nya untuk menjadi sempurna sebagaimana Bapa di sorga sepurna (Mat 5:48), menjadi “murah hati sama seperti Bapamu murah hati”(Luk 6: 36). Demikian pula Allah Bapa itu kudus, maka kita, anak-anak-Nya-pun dipanggil menjadi kudus . Makna menjadi kudus seperti Allah kehendaki ialah dalam segala aspek kehidupan kita (1 Ptr 1:15), konkritnya dalam cara bertindak, berpikir, berbicara, mengasihi dan cara serta pola hidup kita.
Memang kita dipanggil untuk berusaha menjadi kudus.Tetapi sebenarnya ‘kekudusan’itu satu pemberian dari Allah Yang Mahakudus. Hanya karena rahmat-Nyalah, hanya karena bantuan rahmat-Mya kita bisa menjadi suci. Kita menjadi kudus lewat Roh Kudus, artinya’Roh Kudus-lah yang menjadikan kita kudus’. Tetapi kita tetap bebas. Jadi kita bisa mau menerimanya atau menolak pemberian menjadi kudus itu.
Tanpa kekudusan, ”tak ada seorangpun akan melihat Allah” (Ibr 12:14), atau ‘masuk surga’. Oleh karena kita Allah berbuat ini berbuat itu, dalam hidup kita, tiada lain maksudNya agar kerinduan untuk menjadi kudus dalam diri kita menjadi semakin besar. Malahan juga Tuhan mengizinkan kita menderita susah dan mengalami malapetaka, tetapi di baliknya itu semua, sebenarnya Tuhan membantu kita untuk tumbuh agar semakin kudus. Konkritnya, kita perlu menunggu sebelummasuk ke sorga, di Api Penyucian. Kata lain, karena ini penting, Tuhan ingin memurnikan setelah kematian kita, ya kita-kita ini yang dulu bertekad mempersembahkan diri kepada-Nya. Tuhan menundamasuk kita ke sorga, agar kita disempurnakan kekudusan kita dulu, bila kita belum sempurna kudus ( 1 Tes 5: 23). Tetapi kita benar-benar mau memanfaatkan segala upaya Tuhan agar berbuah dalam bertambahnya kudus, kita sendiri perlu mempercayakan diri penuh kepada pada Tuhan, dengan rendah hati kita menyangkal diri serta patuh taat kepada-Nya. Dengan demikian kita akan bertambah minat dan keinginan kita agar bertumbuh dalam kekudusan. Dan kalau kita menjadi kudus, hidup kita akan berkenan kepada Dia yang Mahakudus, lalu kita hidup bersama-Nya dan juga bersama orang-orang kudus, unuk selama-lamanya berbagaia di sorga.
DOA :Bapa, utuslah Roh Kudus, untuk menganugerahi kami kasihMu, yang memungkinkan tumbuhnya kerinduan untuk menjadi kudus.
JANJI : “Kalau kamu melihat Roh turun atas seseorang dan tinggal di atas-Nya. Dia itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus” –Yohanes 1: 33
Pujian: Seorang peserta Retret Awal atau Seminar Hidup Baru dalam Roh Kudus (SHDR), dirasakan ucapan-ucapan para pengajar sedikit demi sedikit masuk meresap dalam dirinya. Waktu pencurahan Roh Kudus, ia terkapar. Sewaktu sadar dan bangkit, dia merasa dikuatkan untuk melepas kebiasaan lama penuh dosa dan bertekad untuk hidup serupa Yesus, sumber kekudusan.