Renungan Harian – Minggu, 13 Oktober 2019

October 14, 2019
renungan harian katolik
PENTINGNYA BERSYUKUR
13 Oktober 2019
MINGGU (H)
Minggu Biasa XXVIII
2 Raja-Raja 5:14-17
Mazmur 98:1,2-3ab,3cd-4
2 Timotius 2:8-13
Lukas 17:11-19
(11) Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. (12) Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh (13) dan berteriak: “Yesus, Guru, kasihanilah kami!” (14) Lalu Ia memandang mereka dan berkata: “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.” Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir. (15) Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, (16) lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria. (17) Lalu Yesus berkata: “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? (18) Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?” (19) Lalu Ia berkata kepada orang itu: “Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.”
“Salah seorang dari mereka, ketika melihat bahwa iatelah sembuh, kembali sambil memuliakan Allahdengansuara nyaring—- Lukas 17:15
BACAAN INJIL hari ini mengisahkan tentang sepuluh orangkusta yang disembuhkan Yesus, hanya satu orang yangkembali sambil memuliakan Allah, yang sembilan orang lainnya tidak diketahui keberadaannya lagi. Mari kita renungkan sikap mana yang berkenankepada Tuhan melaui beberapa point berikut ini:
1. “Yesus, Kasihanilah Kami”
Kebanyakan orang ketika mengalami masalah, sakitpenyakit dan penderitaan baru mengingat Tuhan dan datang berseru, “ Yesus, Guru kasihanilah kami! “ Seperti yangdiserukan oleh para penderita kusta. Tetapi setelah masalahnya diselesaikan, penyakitnya disembuhkan danpenderitaannya berlalu, mereka lupa berterima kasih lalu larutdalam kesenangan dunia, bahkan melupakan Tuhan.
2. “Kembali Sambil Memuliakan Allah”
Tetapi ada seorang bekas penderita kusta kembali dengan penuh rasa syukur dan dengan kasih rebah di kaki Juruselamatuntuk mencurahkan rasa terima kasihnya, dia mendapatpelajaran yang lebih dalam tentang keilahian Kristus, telahmengalami pengudusan batin dan kejelasan penglihatanrohani, setelah ledakan kegembiraan pertama telah selesai,membawanya kembali sambil memuliakan Allah. Sebagai bonus untuknya adalah keselamatan jiwa karena imannyakepada Yesus yang menyembuhkan.
3. “Dimanakah yang sembilan orang lainnya” ?
Apa yang terjadi dengan kesembilan orang kusta yang tidak kembali setelah disembuhkan? Kemungkinan yang bisaditarik dari kisah Injil ini adalah kesembilan orang, yang sembuh secara jasmani, begitu senang dan sangat gembiraatas kesehatan sehingga membuat mereka lupa berterimakasih kepada Sumber Pemulih mereka.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga sering lupaberterima kasih? Atau rasa syukur dan berterima kasih kepadaTuhan sudah menjadi gaya hidup kita karena menyadari
Tuhanlah sumber pertolongan dan keselamatan kita? (HS)
Doa: Bapa yang baik, jadikanlah kami pribadi yang pandaibersyukur, karena Engkaulah penolong dan sumber keselamatan kami.
Janji: Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yangdatang dari pada Allah kita. —- Mazmur 98:3
Pujian: Naaman Panglima Raja Aram membenamkan diritujuh kali ke sungai Yordan sesuai petunjuk Elisa dan sembuhdari kustanya, kembali kepada Elisa – abdi Allah bersyukur danmemuji memuliakan Tuhan.