Renungan Harian – Kamis, 30 April 2020

April 30, 2020
renungan harian katolik
KAMIS
(Putih)
30 April
Kisah pr Rasul 8: 26-40
Mazmur 89: 8-9, 16-17, 20
Yohanes 6: 44-51
(44) Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. (45) Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. (46) Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. (47) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. (48) Akulah roti hidup. (49) Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. (50) Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. (51) Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”
MEWARTAKAN INJIL DALAM PERJALANAN
“Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu” Kisah para Rasul 8: 29
KISAH-KISAH dari Jemaat Gereja Perdana bermacam-macam. Petrus kotbah dari pintu ruang atas kepada ribuan orang. Mereka mewartakan Injil di serambi Salomo; berkotbah di hadapan Mahkamah Agama. Stefanus berkotbah sebelum ajalnya . Dan sekarang giliran Filipus yang didorong Roh Kudus mewartakan Injil dengan cara yang lain lagi, yakni duduk di kendaraan, menemani orang dalam perjalanan.
Para murid telah diurapi dengan kuasa Roh Kudus. Mereka membiasakan diri untuk mendengarkan suara Allah. Tentu mereka berlatih terus sehingga mereka menjadi peka akan gerak Roh Kudus dan kenal benar bila Allah mau menyampaikan pesan-Nya kepada mereka.
Tanpa kecuali rasul Filipus. Sewaktu dia mendengarkan perintah Tuhan, ia langsung mendekati kereta. Itulah niat dan keinginan rasul Filipus mau selalu siap mewartakan Kabar Gembira. Roh Kudus meminta dia meninggalkan daerah Samaria mengejar kereta sida-sida dari Etiopia yang mau pulang dari Yerusalem. Dan berbuah. Karena keadaan fisiknya, sida-sida dari Etiopia itu tak mungkin boleh ikut penuh dalam Ibadat Yahudi karena larangan hukum Taurat.
Filipus tentu telah mempelajari Kitab Suci dan banyak berdoa, maka ia telah menangkap semangat dan cara berpikir Yesus. Ia sadar setiap orang itu sangat berharga di mata Allah. Maka Filipus tidak menysia-siakan kesempatan mas untuk memperkenalkan Yesus . Dan selanjutnya apa yang dilakukan Filipus merupakan benih sabda Allah tersebar di Etiopia, Afrika.
Kitapun demikian juga. Lewat studi Kitab Suci , disertai doa, kita akan menjadi peka akan suara Tuhan. Sebagaimana dalam Gereja Perdana, demikian juga di sini dan saat ini, Tuhan membutuhkan “Filipus-filipus’. Di masyarakat luar, meski banyak halangan, tetap banyak yang siap menerima pewartakan Injil. Mungkin kita tidak mempunyai kepandaian untuk menjelaskan sendiri, tetapi Tuhan tetap bisa memakai kita, hidup kita, cara pergaulan kita, malahan senyum kitapun berguna untuk mewartakan Injil dan memperkenalkan Kristus, meski tidak secara langsung, kepada tetangga dan teman kita di kantor.
Kita tak akan lupa selalu berdoa bagi orang-orang yang akan kita jumpai hari ini, apalagi orang yang rindu menyambut Firman-Nya.
DOA : Ya Roh Kudus, urapilah aku selalu! Bimbing dan tuntunlah aku ke orang-orang yang telah Roh Kudus siapkan, agar mereka dapat bersukacita betapa bahagianya dapat ikut serta dengan Yesus.
JANJI : “Setiap orang yang telah mendengar pengajaran dari Bapa, datang
kepada-Ku” — Yohanes 6: 45
PUJIAN: Beberapa warga OMK Paroki mau menyediakan diri untuk belajar Kitab Suci di Kursus Pendalaman Kitab Suci (KPKS) yang ada di wilayah Keuskupan. Setelah tiga tahun, warga OMK itu memperkuat team pengajar BIA dan BIRA Paroki, agar anak-anak dan remaja lebih mengenal Yesus dan mencintai-Nya.