Renungan Harian – Kamis, 27 Agustus 2020

August 27, 2020
renungan harian katolik
KAMIS
(Putih)
27 Agustus
S. Monika
1 Kor 1: 1-9
Mazmur 145: 2-7
Matius 24: 42-51
42 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. 43 Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. 44 Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.” 45 “Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? 46 Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. 47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. 48 Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: 49 Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk, 50 maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, 51 dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.”
WASPADA DAN SIAP SIAGA
“Berjaga-jagalah, sebab kalian tidak tahu pada hari mana Tuhan-mu datang”— Matius 24: 42
RENTANG HIDUP kita semakin tinggi. Tiap lima tahun rentang hidup kita bertambah menjadi lebih tinggi. Dua puluh tahun lalu rata-rata usia orang Indonesia mencapai usia 60 tahun. Sekarang mungkin rata-rata kita bisa mencapai usia 70 tahun. Tetapi akhirnya kita akan meninggal juga. Kapan kita dipanggil menghadap Tuhan, kita tidak tahu. Tua muda bisa dipanggil Tuhan, kapan saja. Ada yang meninggal karena sakit. Ada yang karena kecelakaan; tidak harus menjadi tua. Karena itu kita diminta selalu siap siaga.
Pentingnya berjaga-jaga ditekankan oleh Yesus lewat bacaan hari ini, yakni dalam perumpamaan tentang hamba yang setia dan hamba yang jahat. Kita diminta selalu siyaga akan apa yang akan terjadi.
Hari ini kita peringati Santa Monika, ibu Santu Agustinus yang akan kita peringati besok. Santa Monika bisa menjadi teladan atau model bagi kita – siapa tahu kita akan seperti dia. Kasihnya akan Allah terwujud dalam doa-doanya yang deras untuk puteranya. Ini mengingatkan kita agar kita tidak hanya berdoa bagi diri kita sendiri dan selalu siap siaga, tetapi juga berdoa bagi orang lain, khususnya yang kita cintai, bagi yang sangat butuh bantuan doa kita. Baiklah saat ini kita bergabung dengan ibu-ibu yang putera-puterinya meninggal menjadi korban Covid-19, menjadi korban penyalahgunaan narkotika, meski dikatakan ‘rentang hidup’ kita saat ini telah mencapai 70. Maut tidak memandang tua atau muda, sehat atau sakit. Orang perlu tetap siap siyaga.
Kita perlu mengakui adanya berkat-berkat dari Allah bagi kita, yakni kita masih boleh hidup sampai sekarang. Karenanya kita perlu mencari upaya bagaimana kita dapat membantu mereka-mereka yang hidupnya tidak sebahagia seperti kita.
DOA : Bapa, semoga Roh Kudus-Mu selalu mengingat daku untuk selalu bersyukur kepada-Mu dalam Doa Pagi dan Doa Malam.
JANJI : “Dia juga akan meneguhkan kalian sampai kesudahannya, sehingga kalian tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus” —1 Korintus 1: 8
PUJIAN: Dalam Doa Rosario, setiap selesai 10 Salam Maria, apapun Peristiwanya, umat sering menutupnya dengan Doa Fatima. Doa permohonan pengampunan atas dosa-dosa kita, dan doa bagi jiwa-jiwa, karena dulu mungkin tidak selalu siap siaga dalam hidup, masih membutuhkan kerahiman Allah.