Renungan Harian – Kamis, 20 Juni 2019

June 19, 2019
renungan harian katolik
20 Juni, 2019
Kamis (H)
2 Korintus 11:1-11
Mazmur 111:1-4, 7-8
Matius 6:7-15
(7) Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. (8) Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. (9) Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, (10) datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. (11) Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya (12) dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; (13) dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.) (14) Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. (15) Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
HIDUP DI TENGAH MASYARAKAT YANG BERBAHAYA
“Aku takut , kalau-kalaupikiran kamu disesatkan dari kesetiaan yang sejati kepada Kistus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh oleh ular itu dengan kelicikannya .”
—2 Korintus 11:3
DI ABAD PERTAMA, kota Korintus di Yunani Selatan adalah kota maksiat. Kota sex-bebas, kekerasan dan terdapat praktek-praktek takhayul dan santet. Ditambah lagi kota Korintus waktu itu merupakan kota sekuler, berbudaya tinggi seperti di zaman sekarang kota berbudaya–kematian.
Karena itulah Santu Paulus sangat was-was jangan-jangan umat kristiani di situ budi dan pikirannya tercemar dari kesetiaan mereka yang murni kepada Kristus (2 Kor 11: 3-4). Dia tahu benar bahwa umat kristiani di kota itu mudah sekali ditipu oleh ajaran-ajaran sesat (2 Kor 11: 3-4). Paulus menganggap hal ini sebagai tanda bahwa mereka tak lama lagi kehilangan iman mereka yang sejati.
Di dunia zaman sekarang, lebih di dunia di Barat, di mana kita sekarang hidup ini, keadaannya seperti di kota Korintus. Bukan hanya umat kristiani dalam bahaya murtad dari iman kepada Yesus Kristus, tetapi memang banyak sekali yang menjauhkan diri dari Gereja, tak mengikuti Kristus lagi. Dan sebelum akhir zaman , gelombang murtad ini makin menjadi-jadi (2 Tes 2:3). Hal ini merupakan suatu peringatan bahwa kita dalam bahaya kehilangan cinta kita pertama kepada Kristus (Mat 24: 12).
Karenanya Paulus dengan tegas campur was-was, ia katakan, siapa yang menyangka , bahwa dirinya teguh berdiri, tetap perlu hati-hatilah, jangan sampai ia jatuh! (2 Kor 10: 13). Berjaga dan berhati-hatilah.
Dalam surat kepada umat Ibrani ditulis, “Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan sampai terdapat seorang yang hatinya jahat, dan tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup “ (Ibr 3: 12). Tetapi kita selanjutnya juga dihibur dan dibesarkan hati kita, “Kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup” (Ibr 10: 39).
Doa : Ya Bapa,sebaiknya aku mati demi Bapa, dari pada aku menyangkal Diri-Mu !
Janji : Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni
kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan
mengampuni kesalahanmu!” — Matius 6: 14-15
Pujian: Sepuluhan tahun terakhir ini berkembanglah studi tentang Teologi Tubuh. Yurika dan teman-
teman giat mengajak teman dan kenalan untuk ikut kuliah yang membahas Teologi Tubuh.