Renungan Harian – Kamis, 16 Januari 2020

January 16, 2020
renungan harian katolik
DENGARKAN SUARA TUHAN
16 Januari, 2020
KAMIS (H)
1 Samuel 4: 1-11
Mazmur 44: 10-11, 14-15, 24-25
Markus 1: 40-45
(40) Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” (41) Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” (42) Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. (43) Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras: (44) Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka. (45) Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
“Orang Filistin mengatur barisannya berhadapan dengan orang-orang Israel. Ketika pertempuran menghebat terpukulah orang Israel oleh orang Filistin, yang menewaskan kira-kira empat ribu orang di medan pertempuran itu. Ketika tentara itu kembali ke perkemahan, berkatalah para tua-tua Israel: “ Mengapa Tuhan membuat kita terpukul kalah oleh orang Filistin padahari ini?”
— 1 Samuel 4: 2-3
BILA KITA tertimpa malapetaka, adalah baik kita bertanya kepada Tuhan, “Mengapa?” Dan kita dengan sabar menunggu pewahyuan dari Allah. Orang-orang Israel yang kalah itu, bertanya-tanya kepada Tuhan! Tetapi mereka tak sabar menunggu ! Mereka mengandaikan mereka ini tak akan memperoleh jawaban dari Tuhan. Maka mereka meneruskan peperangan mereka. Dan fatal akibatnya. “Tiga puluh ribu tentara daratnya tewas” (1 Sam 4:10). Bila kita tidak berhenti dan mendengarkan Allah, sering kita justru mencipta malapetaka sendiri yang justru lebih menyengsarakan. Maka, janganlah hanya berbuat dan berbuat sesuatu dan duduk diam di sana. “Beginlah firman Tuhan Allah Yang Mahakudus, Allah Israel, dengan bertobat dan tinggal diam, engkau akan diselematkan, dalam tinggal tenang dan percaya , terletak kekuatanmu. Tetapi kamu enggan ” (Yes 30: 15).
Bila keadaan semakin memburuk, janganlah kita terburu-buru lalu ingin melakukan ini itu dan membuat keputusan. Juga kalau kita mau mendengarkan Allah, belum tentu ada keputusan yang lain. Bila kita bertindak tanpa mendengarkan Allah lebih dahulu, ini berarti kita belum di bawah kepemimpinan Tuhan Yesus. Atau kita hanya melakukan apa yang menjadi urusan kita sendiri. Dan inilah yang menjadi sumber permasalahan dan kita mengulang proses kejatuhan kita kembali. Perlu kita sadari kita tidak bisa menyelamatlan diri kita sendiri. Kita harus mendengarkan suara Tuhan. Ia mahasetia. Dia-lah yang akan mendobrak ketulian kita. Mari kita berhenti dan sabar menunggu Tuhan.
DOA:Bapa, Engkaulah satu-satunhya harapanku !
JANJI : “Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan dan menjamah orang itu, dan berkata: “Aku mau, jadilah tahir. Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu. Dan ia menjadi tahir” — Markus 1:41-42
PUJIAN : Niko, seorang mahasiswa, dan sekaligus anggota OMK di Parokinya, memutuskan tidak lagi berlibur dan camping, karena ingin menyiapkan diri untukmelayani OMK yunior di parokinya.