Renungan Harian – Kamis, 05 Maret 2020

March 5, 2020
renungan harian katolik
KAMIS
(Ungu)
05
Maret
T. Est. 4:10a.10c-12.17-19
Mazmur 138:1-2a.2b-3.7c-8
Matius 7:7-12
(7) Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. (8) Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. (9) Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, (10) atau memberi ular, jika ia meminta ikan? (11) Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” (12) Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
MENJADI RELAWAN CINTA KASIH
“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” —- Matius 7:12
JANGAN MENCUBIT kalau tidak mau dicubit! Itu nasehat yang hidup di masyarakat kita. Maknanya? Jangan merugikan orang lain kalau kamu tidak mau dirugikan ; suatu tindakan memagari diri agar tidak melakukan hal buruk dan mendapat balasan buruk juga. Ini boleh disebut sebagai suatu kebenaran dalam norma dunia. Dalam ilmu tata bahasa, nasehat ini menggunakan kalimat pasif.
Perhatikanlah firman Tuhan Yesus, terkutip di atas (Mat 7:12). Maknanya? Dibandingkan dengan pesan ‘jangan mencubit’, sepintas kita baca tersirat makna serupa, tapi tidak sama. Setiap kita pasti ingin mendapat segala sesuatu, upama, perlakuan yang baik dan memperoleh rasa senang dari orang lain: ingin dihormati, dikasihi, dibahagiakan, disukai dan lain-lain. Dan Tuhan memerintahkan kita untuk melakukannya kepada orang sesama, lebih dulu. Tuhan Yesus luar biasa mengungkapkannya melalui tata bahasa aktif.
Tuhan ingin kita bersikap aktif, menjadi relawan, menjadi yang pertama dalam melakukan hal-hal baik kepada orang lain, dan melakukannya secara berkualitas seperti untuk diri kita sendiri. Kita tahu ketika kita lapar dan tidak punya uang atau makanan, alangkah senangnya hati bila ada yang memberi kita makanan. Dan sebaliknya, alangkah bahagianya dan bersyukur bila bantuan kita diterima apa adanya, karena mereka dimengerti, kita menolong mereka dari kesulitan, kita melawat ketika mereka kesepian, dan lain sebagainya.
Tuhan Yesus bukan sekedar menasehati tetapi mendorong dan malahan memerintahkan kita untuk melakukan hal-hal baik kepada semua orang tanpa mempertimbangkan apakah kita telah menerima kebaikan mereka (Mat 7: 12). Sekalipun kita tidak yakin bahwa kita akan mendapatkan kebaikan dari orang lain, janganlah sampai kita surut untuk menjadi relawan pelaku terdepan atau pertama dalam berbuat amal kasih.
Mari kita berharap saja kepada Tuhan sebab Dia tidak akan mengabaikan ketulusan hati kita. Inilah ajaran kebenaran dari Allah, jauh melebihi kebenaran atau hikmat dunia. Mari kita belajar melakukan! (VLB)
DOA: Yesus, seringkali kami lebih terpengaruh oleh kebijakan dan pengajaran dunia daripada oleh pengajaran-Mu sendiri. Bimbinglah kami agar mulai hari ini lebih berpegang dan mentaati ajaran dan perintah-Mu.
JANJI: “Jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalgi Bapamu yang di surga. Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” — Matius 7:11
PUJIAN: Santo Yohanes Yosef dari Salib mempunyai pembawaan yang penuh belas kasih. Namun demikian, ia tidak ingin menjadi pusat perhatian. Sebaliknya, bukannya menunggu orang lain datang meminta pertolongannya, ia akan terlebih dahulu mendatangi mereka. Semua imam dan frater mengganggap dia sebagai seorang imam yang penuh belas kasih.