Renungan Harian – Kamis, 04 Juli 2019

July 4, 2019
renungan harian katolik
4 Juli 2019
KAMIS (Putih)
Kejadian 22: 1-19
Mazmur 116:1 – 6
Matius 9:1-8
(1) Sesudah itu naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri. (2) Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” (3) Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: “Ia menghujat Allah.” (4) Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? (5) Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah? (6) Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” –lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu–:”Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” (7) Dan orang itupun bangun lalu pulang. (8) Maka orang banyak yang melihat hal itu takut lalu memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu kepada manusia.
HUKUMAN TUHAN ?
“Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni” — Matius 9: 2
DIAMPUNI DOSANYA ? Sesuatu kalimat yang indah dan enak didengar? Dalam zaman Israel kuno, memang umumnya orang percaya bahwa sakit penyakit itu hukuman dari Tuhan akibat dari dosa-dosa kita. Baik dosa yang orang itu lakukan atau dosa orangtuanya. Orang menderita sakit disamakan dengan ‘orang kena kutuk’.
Dengan lembut Yesus menyatakan kepada orang sakit lumpuh itu, bahwa dirinya itu tidak kena ‘kutuk’. Dan juga bahwa Tuhan itu bukan Pribadi yang kejam senang menghukum. Justru sebaliknya Tuhan itu pengasih dan penyayang dan pengampun. Yesus menunjukkan Allah Bapa yang maharahim dengan mengampuni dosa orang lumpuh itu. Allah tidaklah meninggalkan orang yang menderita.
Tidakkah juga kita pernah berpikir dan bersikap seperti orang-orang Israel zaman dulu ? Apakah pernah kita merasa dikucilkan Tuhan dan tak pantas mendapat kasih pemeliharaan Tuhan ? Pernahkah kita berkata, ‘kami sekarang sakit perut berat karena kemarin kami bersikap kasar terhadap tetangga sebelah?’
Dalam hidup di depan umum Yesus menunjukkan bahwa Allah Bapa itu berkuasa untuk menyembuhkan orang supaya bebas unuk dapat mendekat kepada-Nya. Yang Tuhan harapkan dari kita ialah agar kita dengan rendah hati mengahdap-Nya dan menghaturka kebutuhan kita. Dan yang pertama Yesus yegaskan ialah agar kita “Percaya”, sebab kita telah diampuni. Yesus akan mengisi hati kita dengan kepercayaan akan kasih-Nya dan perhatian-Nya. Ia akan meyakinkan kita bahwa kita itu milik-Nya dan bahwa Dia selalu menyertai kita.
Sebagaimana dalam Injil hari ini, Yesus menyapa yang sakit lumpuh ‘hai anakku’, biarkan Tuhan juga menyapa kita dengan kata yang sama, yakni, ’hai anak-Ku’. Than ingin meneguhkan hati kita bahwa diri kita telah diampuni dosa-dosa kita. Biarksan Tuhan menghibur kita dengan kehadiran-Nya di samping kita . Biarkan Tuhan juga menyembuhkan hati dan ragamu ! Meski mungkin kamu tidak melihat sesaat ini juga telah ada tanda-tanda kesembuhan. Tetapi tetap percaya, ‘pasti sembuh’ !
Doa : Yesus, kuucapkan syukur kepada-Mu karena begitu agung belas kasih-Mu. Terima kasih sekali bahwa telah memperkenankan diriku menyampaik kebutuhan-kebutuhanku , khusus butuhpenyembuhan dari-Mu !
Janji : Bukan kepada kami, ya Tuhan , bukan kepada kami,
tetai kepada Nama-Mulah beri kemuliaan”! — Mazmur 115: 2
Pujian :Lingkungan Andreas, terdapat kelompok atau ’Komuitas’ yang peduli warga Lingkungan-nya. Bukan saja mendoakan yang saki-sakit, tetapi juga mengunjungi mereka serta berusaha bersama memanggil dokter atau membawa ke Rumah Sakit terdekat,dimanaperlu. (SW)