Renungan Harian – Jumat, 31 Januari 2020

January 31, 2020
renungan harian katolik
PENYERAHAN TOTAL
31 Januari, 2020
St. Yohanes Bosko
JUM’AT (P)
2 Samuel 11: 1-4a, 5-10a,13-17
Mazmur 51: 3 – 7, 10-11
Markus 4: 26-34
(26) Lalu kata Yesus: “Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, (27) lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. (28) Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. (29) Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.” (30) Kata-Nya lagi: “Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? (31) Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. (32) Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.” (33) Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, (34) dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
“Juga Uria, orang Het itu, mati” — 2 Samuel 11:17
SAMPAI ZAMAN YESUS, Hukum Taurat yang berlaku. Juga dalam hal ‘keadilan’: “Nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, dll” (Kel 21:17). Dalam kasus kematian Uria, suami Batsyeba, Daudlah yang menjadi ‘penggagas dn penyuruh kematian Uria, suaminya. Membunuh orang adalah ’hal yang jahat di mata Tuhan” (2 Sam 17:27). Dosa Daud adalahdosa pembunuhan. Maka humumnya adalah Daud-pun harus dihukum mati, karena hukumannya ada penerapan hukum “nyawa ganti nyawa’. Tetapi Allah adalah Tuhan yang kaya akan kerahiman (Ef 2:4). Dengan belas kasih, Allah bersabda bahwa Dia mengampuni dosa Daud, dan dijanjikan lewat Nathan bahwa Daud tidak akan mati (2 Sam 12: 13).
Di kemudian waktu, Tuhan memulihkan kembali kebahagiaan Daud dan memberkatinya berlimpah-limpah.. Ini merupakan suatu kabar yang sangat membahagiakan bagi para pendosa, khususnya mereka yang telah berdosa dalam dosa seksual.
Lalu di mana belas kasih dan keadilan bagi Uria dan orang-orang seperti dia yang secara tak bersalah menanggung derita akibat dosa-dosa orang lain ? Apakah anda adalah “Uria-uria?” Apakah pasagan anda atau pimpinanan anda telah mengkhianati anda dengan dosa-dosanya ? Apakh anda bertahun-tahun menderita karena dilupakan, karena orang tua memilih keluar dari hidup anda karena dosa-dosa seksual ? Di mana bels kasih dan keadilan bagi anda ?
Belas kasih dan kerahiman serta keadilan bagi para korban yang tak bersalah adalah seorang Pribadi, yakni Yesus, sang Emmanuel, Allah-beserta-kita (Mat 1: 23). Secara misteri, Allah telah menyediakan bagi semua korban di sepanjang zaman, dengan mengutus Putera-Nya, sebagai Korban tak-bersalah, Yang akan menerita jauh lebih ngeri daripada diderita oleh siapapun dari kita. Yesus telah menjadi ‘pembenaran kita’ yang menyatakan bahwa kita tak-bersalah’ (1 Kor 1: 30). Yesus juga adalah Belas kasih bagi kita. Dalam Yesus, para korban tidak selalu menerima ‘pembenaran mereka’ secara kasat-mata. Para korban yang menyerahkan diri mereka kepada Yesus menerima penghiburan yang begitu besar jauh di luar gagasan kita dan dari apa yang dapat kita bayangkan (Ef 3:20).
Allah tahu cara yang paling sempurna memberi ganti rugi kepada para korban karena penderitaannya dan ditinggalkannya dengan penantiannya yang tiada ujung (Yoh 14:18). “Serahkanlah semua itu kepada Tuhan!” (Mzm 37:7). Biarkan Tuhan saja yang peduli dan memelihara selanjutnya.
DOA :Ya Bapa, “ke dalam tangan-Mu, kuserahkan nyawaku” (Luk 23:46).
JANJI :Yesus mengajar orang-orang “ sesuai denan dengan pertian mereka” — Markus 4: 33
PUJIAN:Hari ini, di akhir Tahun, pesta Santo Yohanes Bosko (1815-1888), pelindung anak-anak muda.Menurut kisah, sewakti dilahirkan ibunya mempersembahlan dia kepada Bunda Maria. Dia mendirikan sekolah-sekolah guna mengajar anak-anak tentang iman Katolik. Anak-anak di latih untuk berwiraswasta guna memperoleh pengahasilan guna pembiayaan hidup anak-anak itu di asrama.