Renungan Harian – Jumat, 12 Juli 2019

July 12, 2019
renungan harian katolik
12 Juli 2019
JUMAT (Hijau)
Kejadian 46:1-7,28-30
Mazmur 37:3-4,18-19,27-28,39-40
Matius 10: 16-23
(16) Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. (17) Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. (18) Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. (19) Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. (20) Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu. (21) Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. (22) Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. (23) Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang.
MENJADI DUTA KRISTUS
Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. — Matius 10:16
KONTEKS INJIL hari ini ialah bagaimana cara menjalankan misi Kerajaan Allah di hidup kita sebagai pengikut-pengikut Yesus. Sebagai Duta Kristus maka cara hidup seperti inilah yang perlu kita latih dan biasakan untuk kita jalani, agar hidup kita senantiasa menjadi kesaksian efektif untuk menyatakan kasih dan hikmat Tuhan kepada dunia.
Ada tiga prinsip yang Yesus sampaikan kepada murid-muridNya untuk diperhatikan dalam bertindak sebagai utusan-Nya :
1. Seperti Domba di tengah Serigala
Kondisi perutusan kita dalam dunia ini digambarkan Yesus seumpama domba di tengah-tengah serigala. Domba merupakan binatang yang lemah dan penurut; mereka tidak memiliki pertahanan diri yang kuat juga tidak mempunyai kecenderungan menyerang makhluk yang lain. Sebaliknya, domba mudah menjadi sasaran binatang buas seperti serigala yang gemar menyerang dan memangsa. Itu sebabnya mereka memerlukan gembala untuk menuntun dan melindungi mereka, yang juga akan mencari dan membawa mereka pulang jika mereka tersesat. Seperti itulah karakter yang Tuhan rindukan dalam diri kita; lemah lembut dan taat karena mengenal suara gembalanya , bergantung dan berserah pada perlindungan kuasa Tuhan dalam menjalani kehidupan.
2. Cerdik Seperti Ular
“Cerdik” yang dimaksud dalam Matius 10:16 mengandung pengertian:
– Memiliki kemampuan untuk memahami ide-ide dan situasi-situasi yang sulit untuk membuat keputusan yang baik,
– Memiliki persepsi yang tajam dan melihat jauh ke depan,
– Penuh kehati-hatian dalam berkata-kata serta bertindak melihat situasi dan kondisi yang ada.
Sebagai pengikut Kristus dalam kehidupan dunia ini kita harus tetap waspada dan penuh kehati-hatian dalam tindakan dan perkataan, memahami situasi dan kondisi yang ada dengan baik. Dalam memutuskan segala sesuatu dalam situasi sulit selalu bergerak mengikuti pimpinan Roh Kudus yang senantiasa memberikan kita hikmat dan kebijaksanaan dalam berkata-kata maupun bertindak tepat pada waktunya.
“Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga.
Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.” Matius 10 : 19-20
3. Tulus Seperti Merpati
Pengertian sebenarnya dari “tulus” dalam bahasa aslinya berarti:
– Tidak tercampuri niat jahat,
– Bersih dari kelicikan,
– Tidak bersalah,
– Tidak berbahaya,
– Tiada maksud menyerang atau melukai.
Semuanya mengacu pada tiadanya niat-niat yang jahat dan licik, ini sama dengan sifat merpati yang merupakan burung yang jinak, tidak berbahaya bagi siapapun, dimana tidak ada rasa takut diserang atau disakiti bagi yang di sekitarnya.
Dari pengertian di atas kita dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud Yesus ialah kita harus menjaga hati kita tetap bersih, tidak memiliki niat jahat untuk menjatuhkan dan melukai, atau memperalat dan memanipulasi orang lain. Bahwa maksud hati kita semata-mata untuk menyatakan kasih dan kelemah-lembutan seperti Kristus.
Mari jadikan ketiga prinsip yang Yesus ajarkan kepada murid-muridNya menjadi pedoman kita dalam menjalani perutusan sebagai pengikut Yesus dalam misi Kerajaan Allah di dalam kehidupan kita supaya kesaksian kita menjadi efektif dan mempermuliakan Tuhan. (HS)
Doa: Bapa lindungi kami, dimanapun kami berada, pimpin kami dengan Roh Kudus yang memberikan hikmat dalam menjalani tugas perutusan kami sehari-hari, baik dalam pikiran, perkataan, maupun perbuatan. Amin.
Janji: “Perhatikanlah orang yang tulus dan lihatlah kepada orang yang jujur, sebab pada orang yang suka damai akan ada masa depan”––Mazmur 37:37
Pujian: Yusuf, karena kejujuran dan ketulusan hatinya, Tuhan karuniakan hikmat untuk menafsirkan mimpi Firaun dan menjadi orang kepercayaannya.