Renungan Harian – Jumat, 08 Maret 2019

March 5, 2019
renungan harian katolik
8 Maret 2019 St. Yohanes a Deo, Biarawan
JUM’AT (Ungu)
Yesaya 58:1-9a
Mazmur 51:3-4.5-6a.18-19
Matius 9:14-15
RENDAH HATI
“Datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata:
‘Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?’ ” — Matius 9:14
PERTANYAAN ITU, diajukan oleh para murid Yohanes Pemandi, memberikan kesempatan bagi Yesus untuk memberikan pengajaran bagi mereka, yakni tentang anggur yang baru harus disimapan di kantong yang baru.
Dari pertanyaan, “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?”, kita bisa mencermati bahwa ada sekelompok orang-orang Farisi yang memanfaatkan murid-murid Yohanes untuk menjadi juru bicara orang-orang Farisi.Mereka membangga-banggakan puasa mereka sendiri, namun sebagian besar dari mereka adalah orang munafik dan jahat. Mereka merasa lebih unggul dan benar dalam menaati peraturan-peraturan beribadah dan bahkan dalam hal pengendalian hawa nafsu, namun semuanya ini hanya di luarnya saja.
Tanpa sadar sekarang inipun ada dari umat kita, yang seperti murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi, menghayati agama secara hukum. Mereka merasa diri aktif dalam pelayanan, rajin mengikuti Ekaristi, tetapi masih mempunyai kesombongan iman. Tanpa sadar kata-katanya malah bisa menyakiti umat lain dengan mengatakan, “ Tumben datang latihan koor” atau “Kemana saja, jarang kelihatan?”. Orang yang baru mempunyai semangat akan aktif dan muncul, akhirnya tenggelam lagi karena perkataan itu.
Marilah kita semakin bijaksana dalam hidup ini. Kita perlu lebih bijak dan rendah hati. Jangan kita merasa lebih unggul atau lebih benar, tetapi merendahkan diri seorang kepada yang lain. Kita perlu saling mendukung dalam pelayanan dan menerima dengan hangat umat yang baru dalam pelayanan, sehingga lebih bersemangat dalam berkomunitas dan bersekutu dengan Tuhan. (Titus)
Doa: Tuhan Yesus, terimakasih telah mengingatkan kami untuk lebih rendah hati.
Janji: “Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku!” —- Yesaya 58:9a.
Pujian: Yohanes a Deo (1495-1550) mengubah hidupnya secara drastis. Ia berdoa serta melakukan mati raga setiap hari. Seorang Uskup memberinya nama a Deo (dari Tuhan), karena secara total mengubah hidupnya yang dahulu mementingkan diri sendiri, tetapi kini sepenuhnya menjadi manusia baru yang ‘seorlang-olah’ berasal “dari Tuhan”.