Renungan Harian – Jumat, 07 Februari 2020

February 7, 2020
lr=&tbm=isch&q=John+the+baptist&chips=q:john+the+baptist,g_16:herod+antipas&sa=X&ved=0ahUKEwiczYWBq9fbAhUHIsAKHek1DeMQ4lYIWigB&biw=1280&bih=642&dpr=1.5#imgrc=viqNd8RE-tAMyM:

lr=&tbm=isch&q=John+the+baptist&chips=q:john+the+baptist,g_16:herod+antipas&sa=X&ved=0ahUKEwiczYWBq9fbAhUHIsAKHek1DeMQ4lYIWigB&biw=1280&bih=642&dpr=1.5#imgrc=viqNd8RE-tAMyM:

HARGA DIRI >< KEBENARAN
07 Februari
JUMAT
(Hijau)
Sirakh 47:2-11
Mazmur 18: 31,47,50,51
Markus 6:14-29
(14) Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan: “Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.” (15) Yang lain mengatakan: “Dia itu Elia!” Yang lain lagi mengatakan: “Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu.” (16) Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: “Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi.” (17) Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. (18) Karena Yohanes pernah menegor Herodes: “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” (19) Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, (20) sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. (21) Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. (22) Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: “Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!”, (23) lalu bersumpah kepadanya: “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!” (24) Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: “Apa yang harus kuminta?” Jawabnya: “Kepala Yohanes Pembaptis!” (25) Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!” (26) Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. (27) Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. (28) Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. (29) Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.
“Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya.” —- Markus 6: 26
SESUNGGUHNYA HERODES itu adalah pengagum Yohanes Pembaptis, tetapi karena gengsi, dan merasa harga dirinya terusik, maka akhirnya ia pun menjadi orang yang bertanggung jawab atas kematian orang yang dikaguminya. Demi harga diri, Herodes mengambil keputusan yang bertentangan dengan suara hatinya. Hatinya melihat kebenaran dalam pewartaan Yohanes Pembaptis: “Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia” (Mrk 6:20). Bagi Herodes, Yohanes adalah orang benar dan suci.
Herodes merasa segan dan tertarik akan kesucian Yohanes, namun ia tidak menanggapi perkataan Yohanes agar ia bertobat. Sehingga pada saat Yohanes menegurnya: “Tidak halal engkau mengambil istri saudaramu!”,Herodes memenjarakan Yohanes Pembaptis dan kemudian atas siasat Herodias dengan tarian puterinya, ia memerintahkan Yohanes Pembaptis untuk dipenggal kepalanya. Karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, maka Herodes melakukan permintaan puteri Herodias dengan hati yang sangat sedih.
Herodes gengsi karenakedudukannya, gengsi sebagai raja ia tidak melaksanakan ucapannya yang dijadikan sumpahnya. Demi harga dirinya itu, Herodes melakukan kesalahan melawan kebenaran yang ada, karena ia tahu bahwa Yohanes, orang yang dikaguminya itu tidak bersalah.
Harga diri juga sering berakar kuat dalam diri kita, akibatnya seperti Herodes suara hatinya terkalahkan. Demi membela harga diri, dengan mudah orang saling menghancurkan dan saling bunuh. Manusia ingin dihargai, sayangnya kita sering kebablasan, kita haus akan kebanggaan diri yang tidak ada habis-habisnya. Diri kita ingin selalu menang dari orang lain, ingin selalu dihormati, ingin dilayani. Kita mati-matian melindungi diri kita agar tidak disinggung orang, agar tidak direndahkan atau dihina. Maka seumur hidup kita sibuk melindungi harga diri kita.
Nah, apalah artinya semua itu kalau nantinya dapat mematikan hati nurani kita dan akan memperkecil kepekaan sosial kita? Dan lebih dari itu, demi harga diri kita harus melawan kebenaran Firman Allah. (PIN)
DOA: Allah, Bapa yang maharahim, ampunilah aku yang masih suka melakukan kesalahan demi memperhatikan harga diri sehingga mengabaikan kebenaran yang Engkau ajarkan. Jangan biarkan hati nuraniku menjadi padam karenanya Biarlah hidupku selalu mengarah kepada kekudusan.
JANJI: “Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; Janji Tuhan adalah murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.”— Mazmur 18:31
PUJIAN: Santo Yohanes Paulus II membuat sejarah dengan menyentuh tembok ratapan di Yerusalem. Dia berdoa mohon pengampunan atas tindakan yang pernah dilakukan orang-orang Kristen terhadap orang Yahudi.