Menjadikan Yesus Role Model dalam Memimpin di PKK

October 22, 2021

Kita mengenal banyak gaya dan pola kepemimpinan, tentu saja dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sekarang, mari kita meneropong pola kepemimpinan yang ada di Pembaruan Karismatik Katolik melalui Ronald Moniaga (mantan Koordinator BPK PKK KAJ), Vinsen Chandra (Koordinator BPK PKK KAJ) dan Endie Rahardja (Koordinator BPN). Ikuti wawancara wartawan SHALOM Emanuel Dapa Loka berikut:

Ronald Moniaga

Ronald Moniaga, Mantan Koordinator BPK PKK KAJ:

Sebagai seorang pemimpin, menurut Bapak, apa kepemimpinan itu?

Kepemimpinan itu harus dibedakan antara kepemimpinan rohani dan kepemimpinan duniawi, walaupun ada beberapa hal yang dapat dipakai dalam dua dunia yang berbeda ini. Kepemimpinan rohani lebih kepada memimpin hidup manusia dalam menjalankan kehidupan jiwanya dan sesama untuk mendapatkan tujuan hidup, yakni damai sejahtera yang Yesus tinggalkan buat kita semua, yang akhirnya melalui kehidupan yang dituntun oleh Firman Allah dapat menjadi berkat bagi jasmani maupun rohani kita.

Sedangkan kepemimpinan duniawi, kita semua tahu bahwa tujuan dan keberhasilan dalam kepemimpinan ini ditentukan dari pencapaian target atau tidak. Bila tidak sesuai harapan maka dapat segera diambil sikap terhadap orang tersebut. Dalam mencapai tujuan inilah kita perlu juga dilengkapi dengan “jiwa kepemimpinan rohani” agar dapat memberikan kedamaian jiwa juga.

Dalam konteks PKK, kepemipinan seperti apa yang diterapkan?

Kepemimpinan PKK, sesuai dengan namanya Pembaruan Karismatik Katolik. Kita mengharapkan seorang pemimpin yang mempunyai daya pikir dan perenungan mengenai firman Tuhan yang sudah diperbarui melalui pencurahan Roh Kudus.

Kita mengenal kepemimpinan yang demokratis. Cocokkah diterapkan di PKK?

Demokrasi dalam arti semua turut mengambil bagian dalam suatu aksi atau pekejaan memanglah sesuatu yang indah, bila dapat dijalankan secara benar dan positif. Pernah dikatakan bahwa orang seharusnya menjalankan tugasnya masing-masing sesuai dengan kemampuan dan pertugasannya, seperti jari jari di tangan. Pemimpin PKK inilah yang harus memimpin anggotanya agar dapat menjalankan tugas nya sesuai dengan perutusannya dan menjalankannya dengan sukacita. Jadi tentunya pemimpin yang demokratis cocok di PKK.

Apa tantangan memimpin di PKK?

Membangun kesatuan hati, kebersamaan, kasih dan toleransi kepada sesama anggota agar tetap tercipta suasana pelayanan kasih dan semua untuk kemuliaan Tuhan.

Memimpin di PKK atau BPK tentu berbeda dengan memimpin di lembaga resmi atau perusahaan. Bagaimana Bapak menjalani keduanya?

Pada awalnya sebelum mendalami PKK, saya memimpin usaha saya dengan prinsip dan keputusan menurut prinsip dunia. Yang terbaik adalah yang menghasilkan terbesar. Walaupun harus melakukan hal yang kemungkinan dapat menyakitkan ataupun merugikan orang lain. Melalui pertumbuhan iman dan pengertian yang lebih besar akan kasih yang diajarkan Yesus dan arti penyelamatan, maka banyak keputusan dan cara berpikir yang berubah. Jadi semua saya jalankan seperti biasa tetapi tentunya dengan mata hati dan pikiran yang sudah banyak berubah.

Apa prinsip Bapak dalam memimpin?

Setiap pemimpin harus tahu mau ke mana dia pergi, ada tujuan dan ada target yang dituju. Visi Misi adalah tiang kehidupan.

Kalau bercermin pada kepemimpinan Yesus, Bapak memilih gaya yang bagaimana?

Yesus tidak pernah memaksa orang untuk percaya dan mengikuti Dia. Tetapi melalui pekerjaan dan perbuatan-Nya orang mengikuti Dia.

Cara ini sesuai dengan hati nurani saya, karena dalam pelayanan rohani, pengalaman pribadi adalah guru dan pelita iman kita.

Bagaimana efektifitas keberhasilan organisasi sebelum dan setelah pandemi?

Keberhasilan sebuah organisasi tidak tergantung dari keadaan, tetapi tergantung dari berapa besar modal api pelayanan yang dimiliki oleh anggotanya untuk membagikan kepada sesama.

Apa saran Bapak kepada para pemimpin baik di PD, komunitas dan kelom[ok-kelompok lain dalam memimpin?

Pertama, belajarlah melalui SEMINAR PEMURIDAN. Kedua, praktikkan apa yang diajarkan dalam seminar pemuridan. Ketika, semua keberhasilan yang kita dapatkan bukan karena “saya” melainkan karena tim yang sehati dan mau melayani dengan kasih dan penuh sukacita. Keempat, yang  terpenting, ikutsertakan Tuhan dalam segala rencana kita.

Apa modal utama seorang yang memimpin di pelayanan (PKK)

Mau melayani dengan Kasih, dan apa yang kita lakukan semua untuk Tuhan. Khususnya dalam masa pandemi ini, adalah tugas bersama semua komunitas untuk tetap menjaga api Roh Kudus dari setiap orang agar tetap menyala dan bahkan bertambah besar.

Vinsen Chandra

Vinsen Chandra, Koordinator BPK PKK KAJ

Sebagai seorang pemimpin, menurut Bapak, apa kepemimpinan itu?

Kepemimpinan menurut saya adalah memberi visi tujuan yang mau dicapai dan bagaimana mencapainya serta menjadi contoh sekaligus pelayan dari yang dipimpin.

Dalam konteks PKK, kepemipinan seperti apa yang diterapkan?

Dalam konteks PKK, pemimpin adalah menjadi pelayan sekaligus mengasihi dari yang dipimpin untuk bertumbuh bersama.

Kita mengenal kepemimpinan yang demokratis. Cocokkah diterapkan di PKK?

Dalam PKK kepemimpinan bukan hanya demokratis tetapi juga mengasihi karena kita dipanggil melayani bersama , bukan sebagai atasan bawahan, tetapi sebagai saudara/i yang saling mengasihi.

Apa tantangan memimpin di PKK?

Karena kita melayani dengan kerelaan, maka untuk memotivasi teman sepelayanan adalah dengan kasih dan doa. Harus bersedia menghadapi bermacam-macam usulan dan pendapat, lalu harus bisa memilah dan minta hikmat Tuhan dalam mengambil keputusan.

Memimpin di PKK atau BPK tentu berbeda dengan memimpin di lembaga resmi atau perusahaan. Bagaimana Bapak menjalani keduanya?

Sebenarnya pengalaman memimpin dalam pelayanan, bisa diterapkan dalam memimpin dalam lembaga resmi, dan malah membantu seperti memotivasi dengan kasih, menjadi contoh, memberikan tujuan, menjadi pelayan.  Prinsip saya dalam memimpin, mencapai tujuan bersama dengan bertumbuh bersama.

Kalau bercermin pada kepemimpinan Yesus, Bapak memilih gaya yang bagaimana?

Dalam gaya kepemimpinan, Yesus menjadi contoh atau panutan saya: dalam menjadi pelayan, dalam memilih, dalam menjadi contoh

Bagaimana efektifitas keberhasilan organisasi sebelum dan setelah pandemi?

Dalam masa pandemi ini pelayanan BPK tetap jalan melalui media on line baik rapat rapat, evaluasi, doa dan pelayanan-pelayanan lain. Pelayanan pelayanan. Kita mendorong tiap bidang untuk tetap berkarya sesuai rencananya. Efektifitas organisasi sebelum dan sesudah pandemi tdk banyak berubah, hanya setelah pandemi ada campuran cara baru yang lebih efisien, yaitu menggunakan teknologi.

Apa saran Bapak kepada para pemimpin baik di PD, komunitas dan kelom[ok-kelompok lain dalam memimpin?

Yakinlah kita melayani dalam PKK bukan karena kita tapi karena Tuhan yang memilih dan menghendakinya, sehingga Ia akan mengaruniakan rahmat dan karuniaNya supaya kita sanggup menjalankannya. Walaupun menghadapi tantangan, kejenuhan, personal problem,  tetaplah setia dan maju, karena di situlah Tuhan membentuk dan mengajar kita. Belajarlah terus mengasihi teman-teman dalam komunitas, PDKK karena untuk itulah kita dipanggil.

Menurut Bapak, apa modal utama dalam memimpin di PKK?

Banyak berdoa dan mendoakan, setia, mengasihi, siap dikritik.

Endie Rahardja

Endie Rahardja, Koordinator BPN

Sebagai seorang pemimpin, menurut Bapak, apa kepemimpinan itu?

Kepemimpinan dalam kegiatan rohani seperti yang Tuhan Yesus ajarkan dalam Injil Mat 20 : 25-27,  sangat berbeda dengan kepemimpinan duniawi. Kepemimpinan dalam kegiatan rohani adalah memberikan hidup untuk kesejahteraan orang lain. Melayani orang lain memiliki hidup yang berbuah, dan dimampukan, disemangati untuk ikut terlibat dalam pelayanan.

Dalam konteks PKK, kepemipinan seperti apa yang diterapkan?

Kepemimpinan dlm PKK juga sama. Terus meminta bimbingan Tuhan lewat Roh Kudus-Nya, agar mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan dan bukan kehendak-ku.

Kita mengenal kepemimpinan yang demokratis. Cocokkah diterapkan di PKK?

Tetap cocok Kepemimpinan, dengan pengertian bahwa setiap orang boleh menyampaikan pendapatnya masing-masing. Namun semua pendapat tersebut perlu mendapat peneguhan juga dari Tuhan, lewat doa dan discernment.

Apa tantangan memimpin di PKK?

Bagaimana menyatukan visi dari masing-masing individu. Bagaimana memanfaatkan setiap talenta dan karisma dari masing-masing individu untuk kepentingan Gereja dan bukan untuk kepentingan pribadi.

Memimpin di BPN tentu berbeda dengan memimpin di lembaga resmi atau perusahaan. Bagaimana Bapak menjalani keduanya?

Kalau sdh terbiasa dengan gaya kepempinan dalam PKK, akhirnya dalampPerusahaan, gaya itu juga terbawa. Selalu mengandalkan Tuhan, tetap rendah hati, mau bekerjasama dan mau mendengarkan pendapat orang lain.

Apa prinsip Bapak dalam memimpin?

Saya hanya sebagai alat di tangan Tuhan. Tuhanlah pemilik segalanya, termasuk BPN. Maka saya sangat percaya, Tuhan juga yang memperlengkapi saya dengan orang-orang yang punya kemampuan atau talenta atau karisma yang berbeda-beda untuk kepentingan Gereja-Nya.

Kalau bercermin pada kepemimpinan Yesus, Bapak memilih gaya yang bagaimana? Boleh kasih contoh?

Yesus memiliki relasi yang sangat erat dengan Bapa-Nya. Dia selalu memohon pertolongan Bapa-Nya sebelum memulai sesuatu (Markus 1:35). Itu juga yang saya lakukan. Saya terus mengandalkan Tuhan dalam memimpin.

Di masa pandemi ini, bagaimana cara Bapak memimpin BPN?

Kami tetap melakukan koordinasi lewat zoom meeting. Bahkan sekarang menjadi sangat efisien dan efektif, karena orang tidak perlu meninggalkan rumah untuk menghadiri rapat-rapat BPN.

Bagaimana efektifitas keberhasilan organisasi sebelum dan setelah pandemi?

Semua tergantung kepada Pemimpin di BPK masing-masing. Ada BPK  yang justru semakin aktif di masa pandemi karena para pemimpinnya dapat mengadakan pelbagai kegiatan dengan mengundang pembicara dari sana-sini dengan biaya yang murah. Sebaliknya ada juga BPK yang menjadi lesu karena para pemimpinnya tidak berbuat sesuatu dan hanya menunggu pandemi berakhir.

Apa saran Bapak kepada para pemimpin baik di PD, komunitas dan kelompok-kelompok lain dalam memimpin?

Pertama, harus mengandalkan Tuhan. Kedua, tetap mengandalkan Tuhan, dan ketiga selalu mengandalkan Tuhan. Sehebat apa pun anda, sepandai apa pun anda, sedahsyat apa pun karisma anda, tetaplah rendah hati dan andalkan Tuhan.

Apa modal utama seorang yang memimpin di pelayanan (di PKK)

Ketaatan dan kesetiaan. Tuhan tidak memilih orang-orang yang pandai dan hebat, tetapi orang-orang yang mau taat dan setia.