MAKANAN ROHANI

February 10, 2021

Oleh Romo Albertus Herwanta, O. Carm

Semua makhluk hidup perlu makan dan minum supaya bisa hidup. Demikian pula manusia. Allah mengetahui hal itu. Oleh karenanya, setelah menciptakan manusia Allah menyediakan sumber makanan yang bisa mereka peroleh dari alam, khususnya tanah seperti di taman Eden (Kej 2: 8.15 -16).

Manusia yang dibuat dari tanah (Kej 4: 7) bisa hidup antara lain berkat tanah dan yang dihasilkannya. Selain itu, ada makanan yang jauh lebih penting, yakni nafas yang Allah tiupkan ke lubang hidungnya (Kej 4: 7). Tanpa nafas Allah manusia tinggal seonggok tubuh tak bernyawa. Mati.

Dalam hidupnya manusia memang perlu mengusahakan makanan jasmani bagi dirinya. Tidak kalah penting, memberikan makanan rohani. Tanpa itu jiwa dan hati manusia lapar dan haus. Merana.

Sumber makanan rohani itu adalah mendengarkan dan menaati Tuhan. Allah mengingatkan, “Pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati” (Kej 4: 17). Pelanggaran terhadap hal itu telah menyeret manusia ke dalam dosa dan maut.

Manusia amat membutuhkan nafas Allah. Nafas dalam bahasa Ibrani nefes; bisa juga berarti ruah (roh) atau spirit. Dari sini orang mengenal yang spiritual. Makanan spiritual membuat roh manusia terpuaskan. Bagai air segar menghilangkan dahaga.

Makanan rohani (spiritual nourishment) itu membersihkan hati dan jiwa manusia dari dosa seperti pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan (Mrk 7: 21-22).

Kekurangan makanan-minuman rohani bisa menyebabkan kondisi hidup manusia lebih parah. Tanpa kasih, misalnya, orang sulit mengasihi dan mengampuni; suka iri dan cemburu serta menciptakan konflik. Bukankah pelbagai kekerasan menandakan absennya kasih?

Di tengah situasi pandemi ini orang perlu mengusahakan kondisi ekonomi yang lebih baik. Dengan demikian kebutuhan jasmaninya tercukupi. Namun ada juga yang perlu dicukupi, yakni kebutuhan rohani seperti hidup bersama dalam kasih, kerukunan dan toleransi. Fokus pada makanan jasmani jangan sampai mengabaikan terpenuhinya makanan rohani.

Shek O HK, 10 Februari 2021 pada Pesta Wajib Santa Skolastika