TINGKATAN IMAN

March 11, 2021

RP Albertus Herwanta, O. Carm

Ada tingkatan dan cara percaya atau beriman kepada Tuhan. Sang Guru Kehidupan menggambarkannya dalam perumpamaan seorang penabur. Di sana tampak bahwa ada orang yang imannya dangkal sehingga mudah dicabut; tidak menghasilkan buah. Ada pula iman yang mendalam dan tumbuh subur dengan hasil berlipat ganda.

Ada pelajaran lain tentang beriman. Umat Israel yang telah mengikatkan diri pada Tuhan Allah ternyata bisa berhati keras; tidak mau percaya kepada Tuhan.

Melalui nabi Yeremia Tuhan Allah menegur mereka dengan keras, sebab mereka memalingkan wajah dari Tuhan; tidak peduli terhadap para nabi yang diutus Tuhan; tegar tengkuk dan ketika dipanggil tidak menjawab. Amat mengecewakan Tuhan yang bagaikan Bapa yang baik telah sepenuh hati mencintai mereka. Cinta-Nya tidak mendapat respon selayaknya.

Sang Guru Kehidupan pun mendapat tanggapan serupa; bahkan lebih buruk. Ketika Dia mengusir setan yang membisukan, sebagian yang menyaksikan berkata, “Dia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan” (Lk 11: 15). Bagaimana mungkin orang menyatukan Tuhan dengan setan?  Bukankah itu suatu penghinaan, tanda sikap tidak percaya yang amat buruk?

Maka Sang Guru berkata bahwa suatu kerajaan yang terpecah-pecah akan binasa dan keluarga yang terpecah-pecah pasti runtuh (Lk 11: 17). Terpecah di sini bisa berarti mendua. Di satu pihak secara formal beragama (percaya pada Tuhan), di lain pihak percaya kepada dukun (menolak kuasa Tuhan). Kadang percaya kepada Tuhan, tapi lebih banyak menyerahkan diri pada pertolongan setan.

Beriman itu jauh lebih mendalam dari pada pengetahuan. Mengerti tentang Tuhan saja tidak cukup. Setan juga tahu ada Tuhan, tetapi tidak percaya (menyerahkan diri) kepada-Nya. Beriman itu punya tingkatan kualitas.

Pertama, memahami iman dalam hidup sehari-hari. Kedua, memasrahkan diri dan segala pengalaman hidup kepada Tuhan. Ketiga, menyatukan diri dengan Tuhan dan kehendak-Nya.

Yang pertama dan kedua amat diperlukan. Namun belum cukup. Yang ketigalah tingkatan terpenting. Mereka yang sudah menyatukan diri dengan Tuhan dan kehendak-Nya tak mungkin masih percaya pada dukun-dukun. Pesan Sang Guru jelas, “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan” (Lk 11: 23). Bersatu dengan kehendak Tuhan berarti berada di posisi teratas dari tingkatan iman. 

Kamis, 11 Maret 2021