Iblis Tak Tembus Ruang Sakral?

November 9, 2021

Oleh Romo John Kota Sando, Pr

Siapa bilang iblis dengan segala kelihaian dan akal bulusnya tidak dapat menembus masuk ke ruang sakral hidup keagamaan? Amat disayangkan jika ruang suci rumah ibadah dipakai untuk menghina dan memfitnah orang lain, mengujarkan kebencian, menyebarkan berita bohong, menjadi sumber intoleransi dan radikalisme, menuduh kafir orang lain, membangkitkan nafsu membunuh, memicu api permusuhan dan perpecahan, dan lain sebagainya. Amat memalukan dan memilukan jika para politisi yang katanya beragama menggunakan agamanya untuk kepentingan politiknya. Banyak tokoh agama menyembunyikan ketidakjujurannya di balik jubah putih pakaian keagamaanya.

Tuhan tidak pernah mengajarkan untuk menjadikan agama dan ruang sakral rumah ibadah sebagai tempat untuk merancang dan membangun kejahatan. Perlu disadari bahwa pada hakekatnya agama dan rumah ibadah adalah tempat perjumpaan antara Allah dengan manusia; rumah cinta kasih untuk membangun hidup persaudaraan; tempat menimba “air” kebahagiaan dan kedamaian hidup. Nabi Yehezkiel melalui bacaan pertama mewartakan kepada kita bahwa dari Bait Allah ( rumah ibadah) senantiasa mengalir air kehidupan yang menyegarkan dan membahagiakan hidup manusia. Itulah sebabnya Yesus sebagaimana diceritakan dalam bacaan Injil membersihkan Bait Allah dengan mengusir para pedagang yang berjualan di situ. Yesus ingin menegaskan bahwa Bait Allah adalah rumah doa, bukan sarang kejahatan.

Melalui pesta pemberkatan Gereja Basilik Lateran kita diingatkan agar jangan sampai melupakan sembah bakti kita kepada Allah sebagai sebagai sumber kehidupan. Banyak orang termakan akal bulus iblis untuk secara sengaja melupakan sembah baktinya kepada Allah sebagai kewajiban agamanya. Akibatnya segala jenis kejahatan bertumbuh subur dalam dirinya karena hatinya telah berubah menjadi “rumah iblis”. Melalui pesta pemberkatan Gereja Basilik Lateran kita juga disadarkan bahwa tubuh kita adalah Kenisah Allah yang harus kita jaga kebersihannya dari segala kejahatan. Dengan melaksanakan sembah bakti kepada Allah, kita membiarkan Kristus membersihkan ruang hati kita yang penuh dengan kejahatan. Jika kita tidak melaksanakan kewajiban agama kita dengan tekun dan baik, maka rumah hati kita akan menjadi sarang kejahatan dan “rumah iblis” yang menyeramkan. Ingatlah bahwa rumah ibadah itu adalah diri kita sendiri yang wajib kita jaga kesuciannya.

Salve dan Berkat Tuhan.
Jayapura, 09 November 2021.