BUMI LANGIT

April 15, 2021


Ketika berbicara tentang langit dan bumi, ada yang cenderung memisahkan keduanya. Seakan berjarak. Untuk membedakan dua hal amat berlainan, orang bilang, “Bedanya seperti bumi dan langit!” Lupa bahwa keduanya terjalin dan bekerjasama. Misalnya, langit menurunkan hujan untuk membasahi bumi; bumi mengirim uap yang kemudian turun sebagai hujan.

Surga dan dunia juga demikian; satu kesatuan. Bukan sesuatu yang mesti dipertentangkan. Allah, Sang Pencipta tidak memisahkan atau mempertentangkannya. Manusialah yang memisahkan dunia dari surga. Bukankah berdosa berarti mau bebas dari Allah dan terpisah dari sorga yang sebenarnya?

Dengan mengatakan bebas dari Allah, manusia menyatakan juga bahwa dunia ini memiliki hukum dan aturannya sendiri. Tidak membutuhkan Allah!

Sang Guru Kehidupan bersabda, “Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya” (Yoh 3:31). Ungkapan itu tidak menyatakan terpisahnya sorga dan dunia.

Dia datang untuk menyatakan bahwa yang duniawi ini tergantung pada yang surgawi. Mengajak manusia untuk percaya kepada yang ilahi-surgawi. Melalui Dia, yang duniawi ini disatukan kembali dengan yang ilahi. Dikembalikan ke keadaan semula hingga memperoleh keutuhan dan keselamatannya.

Keinginan manusia untuk merdeka, lepas dari Allah telah menyebabkannya terpisah dari sumber kehidupan. Hingga kini otonomi itu masih ingin terus dinikmati. Tandanya, manusia tidak mau percaya. Merasa tidak membutuhkan Allah. Semakin otonom, semakin tidak beriman. Jauh dari keselamatan.

“Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya” (Yoh 3: 36). Iman itu identik dengan kesetiaan dan ketaatan. Allah mengajak manusia kembali. Namun manusia tetap ingin terpisah. Allah membuat sorga dan dunia menjadi satu. Tetapi manusia mau memisahkannya bagai memisahkan bumi dari langit.

Kamis, 15 April 2021
RP Albertus Herwanta, O. Carm.