AIR KEHIDUPAN

March 16, 2021

Oleh Romo Albertus Herwanta, O, Carm

Kehidupan ini sangat bergantung pada air. Tanpa air mustahil ada kehidupan. Karena itu, Kitab Suci yang berisi tentang kehidupan juga berbicara tentang air.

Kitab nabi Yehezkiel mewartakan tentang air yang mengalir dari Bait Allah (Yeh 47: 1-9. 12). Mula-mula kecil, kemudian menjadi besar. Bahkan tampak sebagai sungai yang amat besar aliran airnya. Tidak dapat lagi orang menyeberanginya.

Air itu mengalir menuju ke Laut Asin yang mengandung banyak garam dan tanpa kehidupan. Begitu air itu sampai di sana laut itu hilang asinnya sehingga ada kehidupan. Di sepanjang tepi aliran sungai itu pun tumbuh pohon-pohon hijau yang lebat buahnya. Daunnya tidak pernah kering. Demikianlah air memberi kehidupan.

Injil Yohanes (Yoh 5: 1-16) berbicara tentang kolam air di Yerusalem yang disebut Betesda (rumah anugerah). Air kolam itu bergerak ketika malaikat turun ke sana. Bila itu terjadi orang sakit yang pertama melompat ke dalamnya akan sembuh.

Ada di sana orang yang sakit lumpuh selama tiga puluh delapan tahun. Dia menunggu untuk disembuhkan dengan melompat ke dalam air. Karena lumpuh, dia selalu didahului orang lain. Nyaris tidak mungkin disembuhkan.

Sang Guru Kehidupan yang datang ke sana bertanya kepadanya apakah dia mau sembuh. Tentu dia mau. Lalu Sang Guru berkata, “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah!” (Yoh 5: 8). Maka orang itu pun sembuh. Namun orang-orang Yahudi menegur orang yang disembuhkan itu karena mengangkat tilam pada hari Sabat.

Lebih dari itu, orang Yahudi juga mencoba menganiaya Sang Guru, karena dianggap melanggar hukum Sabat. Ironis, di satu sisi Sang Guru menyembuhkan, di sisi lain orang Yahudi hendak melakukan tindakan buruk kepada-Nya. Menolak-Nya.

Mereka gagal mengenal dan percaya kepada-Nya. Dia yang datang untuk menyembuhkan dan menyelamatkan justru ingin mereka singkirkan. Lupa bahwa tanpa air orang tidak bisa hidup. Padahal Dia ini datang sebagai Air Kehidupan.

Selasa, 16 Maret 2021