Renungan Harian – Kamis, 02 April 2020

April 1, 2020
renungan harian katolik
KAMIS
(Ungu)
02 April
Kejadian 17:3-9
Mazmur 105:4-5.6-7.8-9
Yohanes 8:51-59
(51) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.” (52) Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: “Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. (53) Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?” (54) Jawab Yesus: “Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, (55) padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya. (56) Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.” (57) Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: “Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?” (58) Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” (59) Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.
JANJI YESUS
“Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.” —- Yohanes 8:51
YESUS MEMBERIKAN janji yang luar biasa. Barang siapa menuruti firman-Nya tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.
Maut adalah hal yang ditakuti setiap manusia, dan Yesus menjanjikan akan membebaskan siapa saja yang percaya dan menuruti perkataan-Nya akan hal ini. Janji yang begitu luar biasa tidak dapat dipercaya oleh orang-orang Yahudi yang bersama Yesus saat itu. Mereka terus menolak Yesus. Mereka dibutakan oleh kesombongan diri dan kepentingan pribadinya akan kekuasaan. Mereka malah terus mencari kesalahan Yesus. Bahkan sampai menuduh Yesus kerasukan setan (Yoh 8: 52).
Mereka tidak mengerti maksud Yesus akan kehidupan kekal yang tidak mengalami maut. Mereka hanya berpikir tentang kematian badaniah. Abraham dan para nabi telah mati, bagaimana Yesus bisa menyatakan yang menuruti firman-Nya tidak akan mengalami maut. Sehingga ketika Yesus menyatakan mereka berdusta tentang pengenalan akan Allah, sebab Yesus mengenal Allah, mereka semakin marah dan hendak membunuh Dia.
Begitu hebat akibat dari rasa iri hati yang dipelihara sehingga menutup mata hati mereka untuk melihat kebenaran dari pengajaran Yesus. Karena ketidakpercayaan mereka akan Yesus membuat mereka tidak bisa menerima perkataan Yesus. Yesus yang mewartakan kebenaran kasih Bapa tidak bisa mereka lihat. Mata hati mereka sudah tertutup dan dibutakan.
Marilah kita menyadari kelemahan kita akan rasa iri dan mementingkan diri. Hanya dengan menjalankan setiap firman Tuhan dalam kehidupan, kita akan dimampukan Tuhan dalam memerangi kelemahan kita.
Kita bersyukur telah boleh mengenal dan menerima Yesus. Semoga kita semakin mengenal dan semakin percaya. Dan pada waktu-Nya nanti kita dibolehkan menerima realisasi dari janji-Nya. (HUI)
DOA: Tuhan Yesus, bimbinglah kami untuk selalu menjalankan firman-Mu. Di dalam setiap perkataan dan perbuatan kami, supaya memancarkan kasih-Mu. Dan kami boleh memuliakan-Mu. Amin.
JANJI: “Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!” —- Mazmur 105:4
PUJIAN: St. Fransiskus dilahirkan di sebuah dusun kecil di Paola, Italia, 1416. Wafat 2 April, 1501. Ketika berumur 14 tahun, dengan seijin orang tuanya, ia tinggal di dalam gua. Ia ingin menjadi pertapa dan melewatkan hidupnya hanya bersama Tuhan. Ia mengajarkan dan menjadi teladan bagi pengikutnya akan kelemahlembutan, kerendahan hati dan melakukan banyak mati raga.